Kamis, 09 Mei 2013

Kamu Kalimat Yang Hilang




(ku tuliskan untuk kamu ''kalimat'' yang hilang)


huruf demi huruf ku susun, ku rangkai menjadi kata kata
lewat pena yang penuh karat luka kau ajari aku menulis, menulis kisah mu, kisah kita yang penuh suka,
kau ajari aku masuk ke dalam bait demi bait, hingga ke dalam sajak sajak puitis, yang membuatku tenggelam di lautan waktu
kau ajari aku saat pagi datang, saat ku buka jendela kamarku dan kau pun masuk dalam pena ku lewat sela-sela salam mu waktu itu. 

"selamat pagi sayang". 


lalu kau ajari saat matahari menegak diatas ubun ku ,kau kirim pesan yang teduh kan jiwa ini. 

"jangan lupa makan sayang jangan sampai kecapekan.. love u".
 

ku terdiam, pena ku berbicara sesaat pada sang putih

berbicara bahwa kau itu adalah kalimat indah yang harus tersusun rapi di kertas ku...

malam tiba, lagi dan lagi kau datang mengisi, mengisi pena ku yang jelas telah pulas tertidur
kau bangunkan lagi seperti biasanya lewat untaian yang indah dan kali ini lebih indah. 

"sayang, aku sayang sama kamu andai saja kamu dan aku bisa menjadi seperti bintang dan bulan di langitan sana yang selalu bersama, aku sayang kamu aku ingin kamu mimpiin aku selamat tidur ya .." .


betapa indahnya...
ku lihat dinding-dinding kamarku
seakan penuh permata yang berwarna megah
kutatap atapnya
ada pelangi membentang dan seisi ruanganya harum
aku menulis lagi tentang mu...



kau terus ajari aku menulis hingga kata-kata itu hampir membentuk paragrap yang penuh makna,
tapi entah mengapa, belum sempat ku mengakhirinya dengan tanda titik
namun terlebih dahulu kau beri titik dan tanda seru itu sendiri.

lalu berlarut-larut kau beranjak pergi, waktu seakan menguburmu dalam-dalam hingga pena ku pun mulai merindu

paragrap ku yang dahulu kau tuliskan dengan kata indah kini hanya diam, diam diam dan diam penuh bisu

menunggu kapan gerangan kau mengakhirinya dengan kalimat yang indah sebelum tanda titik terakhir..

namun kau semakin jauh, kau berlari kencang hingga mata ku yang telanjang ini sulit tuk mendapatimu
walau itu hanya sekedar bayang mu,
mungkin tulisanmu tlah berpendar pada kisah lain dengan pena yang lebih indah membariskan kata-kata puitis di kertas yang lebih putih,
mungkin ......

seandainya kau ingat dahulu kau ajari aku menulis, kau ajari aku mengisi bait demi bait, kalimat demi kalimat yang indah menjadi sebuah paragrap yang bermakna.
tapi...
itu dahulu.

kini kau hanya menjadi kalimat yang indah tapi penuh darah
kini kau hanya menjadi kalimat indah tetapi kalimat indah yang telah luntur hilang entah kemana.




pekalongan, maret 2013



patria agusta permadi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar