“Kamu tahu kan, kalo aku sayang sama kamu?”
“Enggak.” Perempuan di depanku ini langsung menarik wajahnya menjauh.
“Kamu,” aku menyapu lembut wajahnya sambil mencoba mendekatkan lagi wajahnya, “adalah perempuan yang mampu membuatku percaya bahwa cinta itu benar ada dan kamu harusnya tahu, aku beneran sayang sama kamu.” Aku mengecup lembut bibirnya, tak peduli sebarapa banyak orang yang lalu lalang di sekitar kami memperhatikan.
Perempuan ini, lima tahun yang lalu pernah membuatku jatuh hati sekaligus patah hati. Perempuan yang membuatku jatuh cinta untuk pertama kali dan membuatku patah hati berkali-kali, sebab percaya bahwa cinta selalu punya kaki untuk melangkah pergi dan berhasil membuat hatiku mati untuk siapapun yang mendekati. Setelah keputusannya untuk pindah dari Bali, sejak saat itu kami memutuskan untuk mengakhiri. Dia tak pernah percaya pada hubungan jarak jauh yang tak diselingi oleh orang lain dan berkata, jika cinta di antara kami benar ada, hidup selalu punya cara untuk mempertemukan.
Sebulan yang lalu dia ditugaskan sementara di Bali, kedatangannya membuatku percaya bahwa cinta selain punya kaki untuk pergi, ia juga bisa melangkah untuk kembali. Perasaanku terhadap perempuan ini ternyata hanya mati suri, debaran saat melihat senyumnya lagi serupa jatuh cinta pertama kali.
“Enggak.” Perempuan di depanku ini langsung menarik wajahnya menjauh.
“Kamu,” aku menyapu lembut wajahnya sambil mencoba mendekatkan lagi wajahnya, “adalah perempuan yang mampu membuatku percaya bahwa cinta itu benar ada dan kamu harusnya tahu, aku beneran sayang sama kamu.” Aku mengecup lembut bibirnya, tak peduli sebarapa banyak orang yang lalu lalang di sekitar kami memperhatikan.
Perempuan ini, lima tahun yang lalu pernah membuatku jatuh hati sekaligus patah hati. Perempuan yang membuatku jatuh cinta untuk pertama kali dan membuatku patah hati berkali-kali, sebab percaya bahwa cinta selalu punya kaki untuk melangkah pergi dan berhasil membuat hatiku mati untuk siapapun yang mendekati. Setelah keputusannya untuk pindah dari Bali, sejak saat itu kami memutuskan untuk mengakhiri. Dia tak pernah percaya pada hubungan jarak jauh yang tak diselingi oleh orang lain dan berkata, jika cinta di antara kami benar ada, hidup selalu punya cara untuk mempertemukan.
Sebulan yang lalu dia ditugaskan sementara di Bali, kedatangannya membuatku percaya bahwa cinta selain punya kaki untuk pergi, ia juga bisa melangkah untuk kembali. Perasaanku terhadap perempuan ini ternyata hanya mati suri, debaran saat melihat senyumnya lagi serupa jatuh cinta pertama kali.