Kamis, 05 Desember 2013

Kesetiaan


Aku mencintai pagi, pagi yang lugu. Dimana aku menemukan arti kesetiaan didalamnya. Pada sang embun yang selalu hadir untuk menyejukan dedaunan. Dia selalu datang dan mencoba membuat daun tersenyum menjalani harinya, tetapi akhirnya embun hilang jua setelah dipaksa pergi oleh mentari. Esoknya sang embun datang lagi dan lagi, sampai seterusnya tanpa rasa canggung atau malu. Aku mencintai pagi yang lugu. Dimana aku menemukan arti kesetiaan yang sejati. Dari Embun untuk Daun.

Aku sayang siang, siang yang garang. Dimana aku menemukan arti kesetian didalamnya. Pada sang mentari yang selalu membagi sinarnya pada bunga agar ia tak layu. Dia selalu mencoba menaungi hanya untuk membuat bunga itu bahagia pada mekarnya, tetapi akhirnya mentari pun diusir pergi dan dipaksa hilang oleh mega-mega senja. Esoknya mentari datang lagi membagi senyumnya pada bunga, karena dia tahu bunga membutuhkanya. Aku sayang siang yang garang. Dimana ada kesetiaan di dalamnya yang hakiki. Dari Mentari untuk Bunga.

Senin, 18 November 2013

Aku Manusia Biasa


Aku manusia biasa, bahkan cuma manusia biasa.

Aku pernah menyakiti, akupun sering disakiti
Seberapapun usaha untuk coba tidak menyakiti, terkadang masih terselip sikap dan perkataan yang secara tidak sengaja melukai. Ada juga kalanya terpaksa harus menyakiti, jalan terakhir ketika memang sudah tidak ada lagi solusi.

Tapi beginilah warna kehidupan, ada kebohongan, pengkhianatan, ketidakadilan dan macam-macam. Aku pernah mengecewakan, tidak jarang aku juga dikecewakan. Aku pernah meninggalkan, aku juga pernah ditinggalkan.

Senin, 04 November 2013

Dari Satu Menuju Dua




Dari Satu Menuju Dua Aku ingin selalu terjatuh dalam gerakan lambat., seperti yang selalu terjadi setiap tatap kita tertambat. 

Waktu saat itu begitu malas. 
Detik dan detik bercakap iri. 
Inilah hangat yang tak pernah kusadari, begitu nyaman menghuni ambang pikir. 

Mendaki ribuan anak tangga, tak kunjung menyentuh langit, aku menukar bahagia dengan sebuah ciuman, empat depa di atas alas kakimu. 

Sejak itu, untukmu aku ingin jadi setiap nafas, penopang kehidupanmu.






panji mayza perdana

Sabtu, 19 Oktober 2013

Satu Langkah Lagi

 

Lelaki ini, memuja perempuan itu. Lebih dari segalanya. Lebih dari semua orang yang dikenalnya selain keluarganya.

Lelaki ini hafal tentang semua hal-hal kecil dari perempuan itu. Dari warna yang dia suka, makanan, buku, film, tempat nongkrong, merek baju, dan lain-lain. Dia akan mengenangnya ketika malam, bahkan quick dial di hp yang nomor satu adalah perempuan itu. Berjaga-jaga agar kapanpun dia bisa dengan cepat menghubunginya.

Lelaki ini akan datang jika perempuan itu memintanya sesibuk apa pun dia. Bagi dia mata perempuan itu adalah bahagianya. Dia akan rela berlama-lama menjaganya. Tidak hanya waktu, tapi hatinya.

Lelaki ini juga berusaha melakukan apa saja untuk menunjukkan pada perempuan itu kalau lelaki ini jatuh cinta. Sedalam-dalamnya, sejatuh-jatuhnya, setidakinginmelepaskannya.

Tetapi seharusnya lelaki ini melakukan satu langkah lagi, mengatakan mencintai.

Seharusnya juga perempuan itu tidak menunggu untuk si lelaki mengatakan mencintai. Seharusnya kalau dia bisa menunjukkan kalau dia juga mencintai, bisa jadi si lelaki akan lebih berani.

Seharusnya, mereka berdua bisa tidak hanya saling mencintai, tapi juga berbahagia berdua, bersama. Tapi tidak ada yang berani melakukan satu langkah lagi.
 
 
 http://www.namarappuccino.com/2013/09/satu-langkah-lagi.html#more
 
 
 
 


Aku Cuma Punya Sebentuk Hati Saja


aku cuma punya sebentuk hati saja
untuk saat ini aku tak punya yang lain
mungkin sulit buatmu untuk bisa percaya.
tetapi inilah yang ada, buat saat ini aku hanya pemuda tanpa apa-apa

untuk mencintaimu, apalagi yang aku punya selain hanya rasa tulusku.
aku hanya mempunyai rasa tulus yang datangnya dari dalam dari hati.
aku tak punya selain itu.

aku tak punya materi atau selebihnya yang mungkin bisa membuatmu bahagia. 
seperti banyak pemuda disana yang senang mengumbar harta orang tuanya untuk modal cinta.
aku tidak punya, andai itu yang kau pinta.

aku hanya punya sebentuk hati saja dengan besar rasa tulusku.
tetapi aku tau, kamu akan sulit percaya.
karena aku sulit membuktikan.
aku sulit membuktikan ketika harus bisa membahagiakanmu
atau membuatmu senang karena pasti ada campur tangan uang disitu.

aku sangat mencintaimu tetapi aku memilih diam
bukan karena aku tak mengusahakan ini
tetapi ada alasan bahwa aku selalu sadar diri siapa diriku saat ini
dan aku juga mengerti siapa kau sebenarnya.


Kesendirian



aku kembali lagi, pada tempat dimana aku selalu merasa nyaman.
tempatku dimana biasa aku bertukar rasa pada malam.

tempat dimana aku sering merasa bahagia.
meski dengan keadaan terabaikan.

tempat dimana ketika kenangan dan masa depan saling bertautan dalam pikiran.

tempat dimana aku bebas meracik aroma hatiku sendiri
tanpa harus ada rasa takut melukai

aku tiba lagi pada tempat dimana aku disihir menjadi manusia yang lebih sempurna.
beranda yang ku senangi tetapi selalu berusaha kutinggali.

aku tiba lagi pada sendiri tanpa ada warna-warni hati yang mencampuri.

aku tiba lagi pada Kesendirian




20 OKT. YK

patria agusta permadi

Kamis, 10 Oktober 2013

Nahkoda


lihat beriak air lautan
mereka hanya diam menggenang
ombak yang saling bergejolak
jatuh menyisir, menepi menjadi buih putih

di tepi dermaga masih ku letakan bahtera
bahtera kayu yang tak lapuk oleh waktu

dan aku masih teguh menjadi nahkoda
meski tanpa awak atau pula teman bercerita

aku masih teguh menjadi nahkoda
menjaga bahtera yang terlanjur ada
tanpa ku tahu lagi tempat mana yang kan kutuju

lautan lepas atau pulau kecil di seberang sana.


jogjakarta, oktober 2013


patria agusta permadi





Kita Pada Bagian Cerita


Malam ini terlalu dingin untuk menjelaskan
di matamu, mungkin aku tak lebih dari absurd malam
seperti sinar rembulan yg menyusup di sela daun
yang basah oleh hujan tadi sore

Sementara rindu tidak kurang dari empat musim
yang ku abadikan lewat cerita
tentang hujan atau musim kemarau
dan waktu yang pernah kita abaikan

Aku tahu tatapan lebih bermakna dari kata
atau ungkapan tidak akan berarti melebihi isyarat
yah... aku masih disini
menunggu hujan yang melahirkan pelangi

Kita adalah bagian cerita
ketika aku dan kau mewakili rindu tanpa temu

engkau adalah sunyi waktu
dimana tersisa aku dan kenanganmu

aku masih sendiri, menatapmu dalam hening


jogjakarta, september 2013

Jumat, 02 Agustus 2013

Menatapmu


menatapmu seperti aku menatap ribuan bentangan warna pelangi di langitan sana
penuh warnanya enggan membuatku menutup mata sekalipun itu berkedip

menatapmu seperti aku disuguhkan rintik hujan serta angin sejuk
yang membaluri leher ini

menatapmu seperti aku sedang mendengarkan lantunan nada-nada syahdu
yang membasuh jiwa dengan padu

menatapmu seperti berjuta burung menaungi pagiku
dan menyanyikan lagu-lagu mereka yang mendayu

menatapmu seperti aku sedang menghirup bunga-bunga yang harumnya semerbak

menatapmu seperti aku berpacu dengan waktu
aku tak ingin mudah tertinggal begitu saja


menatapmu aku rindu




Selasa, 09 Juli 2013

Malam ini



malam ini langit basah

tiada bintang nampak

atau pula bulan yang temaram

hanya arus angin terus saja mendesah


malam ini tanah basah

ia nyaman berselimut dengan air

setelah seharian ia malang

di terjang gersang


malam ini aku pasrah

karena pada air yang bunuh diri

ku titipkan rindu yang mulai bersemi


malam ini aku resah

karena pada bidang tanah yang wangi

ada harapan ku yang masih tersembunyi





Pekalongan, 2013

(malam awal bulan ramadhan)


patria agusta permadi


Kamis, 04 Juli 2013

Ra



(untuk Ra)




Ra, lihatlah telaga itu. telaga yang menyimpan banyak gelombang rindu untukmu

telaga nan indah, ketika kau memandangnya seakan kedua bola matamu berbinar liar

telaga yang beriak airnya sejuk meneduhkan

tapi sayang telaga itu kini seakan hilang, hilang ditelan kabut.

telaga itu sekarang sembunyi didalam lembayung lembut


Ra, jangan kau tangisi

sudahlah halau aliran air pada mata indahmu itu

berhentilah berkaca-kaca walau perih serasa menyerbu kalbu

biarlah serpihan asamu terurai

atau pula tersemai pada ladang yang lain


Ra, tersenyumlah

rangkai kembali pelangi yang pudar pada cahaya mentari

rangkailah lewat bait syair atau puisi

warnai lagi langit lazuardi

lewat lengkungan bibir merah mudamu itu

karena pada tangismu yang berderai

tersimpan senja yang mempesona


tersenyumlah

karena pada terik senyumu yang hangat

ada nikmat yang lekat



Pekalongan, July 2013







Rasi Bintang



"tetaplah melayang diangkasa sana, aku tetap ingin melihatmu bersinar walaupun itu hanya di sepenggal malam"



Aku selalu melewati malam yang cantik bersama berisik sang angin, Sendiri. Terkadang angin membawa kabar tentangmu. Kabar dengan siapa sekarang kau beriringan. Tapi hanya kabar singkat saja yang ia bawa, dia hanya datang lalu pergi dengan lekasnya. Dan aku pun kembali termangu, melihat para kunang-kunang bermanja dengan gelap. Aku kembali termangu merindumu.

Tentang rinduku yang selalu ku genggam kemana saja aku ada. Apakah kau mengerti?". Mungkin kau tak sedikitpun pernah mengerti. Biarlah saja, cukup aku yang selalu mencoba untuk menjadi pendamba abadimu. Mengikuti setiap lekuk langkahmu. Walau aku tahu mataku sudah tak jernih lagi seperti ketika melihatmu dahulu. Mataku kini telah penuh ceceran darah luka dan aku percaya kau tak pernah ingin lagi melihatku saat ini. Jangankan melihatku mungkin untuk mengingat sedikit tentang aku engkau enggan. Andai kau menghampiriku dan menanyakan hal apa saja yang kulakukan saat ini. Jawabku masih sama seperti dahulu,

"aku masih menantimu disini".--


Selasa, 02 Juli 2013

Badai Semalam




"sepercik harapku yang padam disapu badai semalaman"





Rapuh sudah hatiku. Keropos seperti kayu-kayu penyangga rumah tua. Tapi aku mengerti, suara-suara alam itu. Angin yang bergemuruh atau suara katak berdendang selepas hujan. Mereka senantiasa berbahagia setelah apa yang dahsyat menimpa. Bukanya mereka lemah dariku? Tapi mengapa mereka bisa?". Beribu tanya sempat ku lontarkan tapi percuma saja mereka masih tetap saja seperti biasa, hanya bergemuruh dan bernyanyi merdu menghantar dingin malam.

Mungkin aku terlalu bodoh hingga menjadi penyesal akut ?". Entahlah mataku terlanjur lelah mencari jawabnya.

Aku pun hanya berjalan semampuku bisa. Berjalan biasa hingga tertatih, bahkan terseok-seok hanya untuk mengikutimu. Aku telah sekuat tenaga menggenggamu sampai bayangmu pun pudar diterpa cahaya matahari. Haruskah yang kulakukan kini menangisimu? Atau menjerit memanggilmu serta mengatakan bahwa aku mencintaimu sampai urat pita suaraku ini putus?". Kau tahu aku hanya terguncang diam. Terguncang diam.

Air mataku enggan meleleh jatuh tetapi kau tahu hatiku hancur berhamburan, berserakan di tepian jalanan. Tiada satu manusia pun yang mengerti itu. Termasuk kau.

Hanum



hanum, lihatlah malam
bintang serta bulan
mereka pagut memagut
bergumul menanti pagi

hanum, lihatlah kunang-kunang
lampu-lampu jalanan
yang tak pernah memuram
mereka setia pada sunyi
menyeberangi malam

hanum, lihatlah aku
dedaunan rapuh yang tak mau gugur
di terpa angin

hanum, ku masih ada
diantara kau yang telah tiada.




Pekalongan, Juli 2013




Cintaku Sederhana









aku ingin mencintaimu dengan sederhana seperti pena kepada kertas
membentuk kata demi kata menjadi suatu untaian yang penuh makna ...


Minggu, 23 Juni 2013

Bulan Purnama








Selamat Malam Purnama  ...
aku tak pernah memandangi purnama, karena aku tau ia terlalu sempurna untuk kutatap hanya dengan dua bola mataku yang rentan meneteskan airmata duka. -PAP-
malam ini sulit kuseka, dahulu kau datang saat dimana purnama tiba, kini bulan kembali sempurna. Tak kudapati kau lagi disini, taukah kau rinduku masih tetap kekal berkelana. -PAP-
bias cahaya purnama yang pernah ada bersama kita saat itu. Tak lagi kutemui kini, hanya ada aku dan bulan bisu tanpamu. -PAP-
malam ini bulan sempurna. Biarkan rinduku pun sempurna melelehkan rasa menjadi susunan aksara. -PAP- 
pada bulan yang berpurnama, masih ku lihat paras lekuk senyumu. Masih jelas serta tawa khas mu. Tahu kah kau rinduku mengawang mencarimu. -PAP-
sendiri dalam naungan purnama, ku masih setia mencari peri yang belum bernama. -PAP-
purnama telah sempurna menjadi perantara rasa yang lama kuseka untukmu. Tentang cinta kuharapkan tak menumbuhkan duka. Kuharapkan kisah indah kan tiba di rangkaian purnama bukan aku atau kau tetapi menjadi kita. -PAP-  

jogjakarta, malam bulan purnama  





Senin, 17 Juni 2013

Selamat Ulang Tahun Ibu

SELAMAT ULANG TAHUN BU ... 




Selamat Ulang Tahun Ibu

keringatmu tiada pernah kering, bu ...
sejak dahulu 
sejak pertama kali nafasmu  tersengal - sengal dahsyat karenaku

hanya karenaku
yang ingin melihat terangnya langit biru
dengan sinar mentari yang hangat
serta malam dengan bintang-bintang bertebaran diatas sana

hanya karenaku
yang ingin melihat indahnya dunia ini

sembilan bulan lamanya
kau pertaruhkan nyawamu, bu ..
demi aku ...

lalu aku hidup
keringatmu masih saja harus terus mengucur, bu ...

keringatmu ketika berkali-kali kau menggendongku
keringatmu ketika kau letih
karena air susu yang kuhabiskan

tak sampai disitu, bu ...
kulihat keringatmu masih saja membaluri seluruh tubuhmu

ketika kau harus memperjuangkanku serta ketiga saudaraku
ketika kau harus mati-matian menghidupiku
mencarikan sesuap nasi hanya agar aku bertahan hidup
ketika kau harus merangkap menjadi lelaki

kau sendiri menafkahi aku beserta ketiga saudaraku
kau sendiri ...

Selasa, 04 Juni 2013

Terimakasih



     Sore itu langit sempurna, awan seputih salju itu bermetamorfosis menjadi gemerlap rona merah menutup hari yang penuh kesal buatku. Jingganya langitan seakan mengajak berdansa diriku yang dekil penuh lumut keringat ini.

 "Sore yang indah, sayang tak seindah hidupku .. huuuh." Ucapku sembari mengusap keringat yang mengaliri wajah ini.

    Iya aku berkata hari ini sangat mengesalkan, karena banyak dari kejadian hari ini yang bisa jadi membuat dada ini seakan akan ditembakin oleh para sneper handal alias hari ini aku terkapar tak berdaya. Mulai dari pagi dimana aku harus terlambat masuk sekolah terus kena hukuman dari guru dan yang paling parah temen-temenku sekelas sukses menyempurnakan penderitaanku dengan mereka tertawa serentak menertawakan kaos kaki yang kupakai ini berbeda warna.

"Hahaha tu liat Dinda habis main sirkus dimana tu". Teriakan salah satu temanku yang seakan membuat riuh satu kelas.

      Aku ingat juga kata-kata Rendy yang sumpah banget bikin hati ini panas, "Dinda sayang mau kemana sih cantik banget kayak badut di perempatan ringroad aja wakakakaka .....". Sungguh sangat parah nasib aku hari itu.

      Dan Rendy .. Rendy Jaya Wijaya Mahameru cowok yang manis, cakep, tampan, imut pokoknya buatku kalo ibarat makanan dia itu 4 sehat 5 sempurna deh. Iya Rendy yang jelas-jelas aku taksir sejak SD juga nge-Bully aku! "Sangat Sempurna !!! ".
    
      Dan jujur saja pada waktu itu betapa inginya aku mengeluarkan air mata tapi aku ingat kata mama
"Dinda ingat ya jadi anak cewek itu harus strong biar laki-laki gak suka ngejailin kamu." Itu kata mutiara Mama yang membuat mataku yang tadinya bergenangan air menjadi bercahaya dan rautku yang mewek kusut kayak baju 3 hari gak dicuci ini menjadi tersenyum kembali ... hehehe.

      Tetapi mungkin itu dulu saat Dinda Sastra Dewi atau aku sendiri masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Iya itu cerita ku dahulu SMP, ceritaku yang dahulu bisa jadi menyebalkan, ceritaku yang mungkin dahulu sangat sangat kusesalkan mengapa terjadi. Tetapi cerita itu sekarang sangat berarti dan cerita itulah yang menjadi satu-satunya alasanku untuk tersenyum saat ini, ditengah airmata yang mulai deras berjatuhan. Dimana masalah-masalah yang kuhadapi dan yang ada sekarang terlampau sulit membuatku tersenyum.
    
      Mungkin Dinda yang dahulu bukan Dinda yang sekarang. Entahlah aku sendiripun sukar untuk menyadarinya. Aku yang dahulu bisa menahan tangis dari cacian temanku, aku yang dahulu kuat tetapi sekarang semua seperti berbalik 180 derajat... Aku yang sekarang lemah. Kata-kata Mama yang indah itupun serasa tak berkutik menghadapi apa yang terjadi denganku kini. Terkadang aku ingin kembali pada masa lalu, masa dimana aku hanya mengenal aneka permainan, dimana aku hanya mengenal balon atau layang-layang yang berterbangan indah di udara, masa dimana aku hanya mengenal indahnya kebahagiaan tanpa mengerti apa itu cinta yang membuatku sakit dan terluka.

     Tapi itu semua dahulu,  aku tak akan bisa kembali ke masa itu lagi. Yang ada hanya sejengkal kenangan-kenangan yang masih kugenggam kini sebagai pengiring dan penghibur kesendiriaanku. Iya aku yang sekarang hanya sebatang kara, tak punya siapapun termasuk mama yang dulu menjadi satu-satunya tempatku mencurahkan segala keluh dan kesahku. Lima bulan yang lalu Mama menghembuskan nafas terakhirnya. Aku sangat sedih waktu itu bahwa ini akan menjadi awal dari kesendirianku tapi di sisi lain aku senang akhirnya penderitaan Mama usai sudah, setelah sekian lama beliau menahan rasa sakit karena penyakit kanker rahimnya itu. Aku bilang sangat senang karena aku tak mampu lagi melihat Mama yang menahan sakit itu sendiri bertahun-tahun. Mama berbaring di atas ranjang putih penuh infus dan seakan nyawanya dipermainkan, dan aku tak sanggup untuk mendeskripsikan lagi bagaimana rasanya ketika aku menjadi Mama ... "Sangat sakit !!" Ucapku diantara tetesan airmata yang mulai mengalir.

     Mama pergi dengan amat tenang dan damai, dengan senyum kecil yang sangat indah dan sejuk. Kala itu kala jenazah Mama disemayamkan ku sempatkan menitipkan, menitipkan secarik kata-kata dan doa untuk mama.

Selasa, 28 Mei 2013

KASIH



Kasih ...
Mungkin waktu tak lagi bersahabat denganku
mungkin juga denganmu

Lama kita lalui
Melalui detik demi detik yang cantik
Aku dan kau bersama

Kasih ...
aku sadari
saat ini tak ada lagi kau

Akupun tak berhak mengais
mengemis, walau itu sekedar bayangmu ..

Aku hanya mampu bersandar kini
menyandarkan peluh serta lelahku
kepada puing-puing yang berserakan ...

Jumat, 17 Mei 2013

Malam-Malam Yang Absurd


PART 1


   Kamis malam yang ku kira tak ada kejelasan dan kepastian, seperti malam-malam biasanya, aku ibarat anak panah yang terlepas dari busurnya tak tahu ku harus menancap ke arah sudut yang mana.

Keheningan ?

   Ku rasakan menjadi menu makananku malam ini dan mungkin pula makananku yang sehari-hari...
Mungkin juga sunyi ini terlalu betah bertahan bersamaku disini meski terkadang kaki ini memaksaku untuk beranjak, beranjak untuk sekedar menghibur hati dan diri ...

Senin, 13 Mei 2013

Seandainya Saja Kau Tahu



seandainya saja kau tahu
apa yang bisa ku perbuat kini
ketika aku harus sendiri
bercermin kan air mata hati
ketika aku harus menepi
tanpa ada lagi kau di sisi ...

seandainya saja kau tahu
sayangku masih besar untukmu
kau takkan pernah terhapus dari hatiku
nama mu masih bersemi
bersama sunyi ...

maaf ku menggumpal
bersama berjuta sesal
atas salah yang telah ku perbuat ...

Kamis, 09 Mei 2013

Kamu Kalimat Yang Hilang




(ku tuliskan untuk kamu ''kalimat'' yang hilang)


huruf demi huruf ku susun, ku rangkai menjadi kata kata
lewat pena yang penuh karat luka kau ajari aku menulis, menulis kisah mu, kisah kita yang penuh suka,
kau ajari aku masuk ke dalam bait demi bait, hingga ke dalam sajak sajak puitis, yang membuatku tenggelam di lautan waktu
kau ajari aku saat pagi datang, saat ku buka jendela kamarku dan kau pun masuk dalam pena ku lewat sela-sela salam mu waktu itu. 

"selamat pagi sayang". 


lalu kau ajari saat matahari menegak diatas ubun ku ,kau kirim pesan yang teduh kan jiwa ini. 

"jangan lupa makan sayang jangan sampai kecapekan.. love u".
 

ku terdiam, pena ku berbicara sesaat pada sang putih

berbicara bahwa kau itu adalah kalimat indah yang harus tersusun rapi di kertas ku...

malam tiba, lagi dan lagi kau datang mengisi, mengisi pena ku yang jelas telah pulas tertidur
kau bangunkan lagi seperti biasanya lewat untaian yang indah dan kali ini lebih indah. 

"sayang, aku sayang sama kamu andai saja kamu dan aku bisa menjadi seperti bintang dan bulan di langitan sana yang selalu bersama, aku sayang kamu aku ingin kamu mimpiin aku selamat tidur ya .." .


betapa indahnya...
ku lihat dinding-dinding kamarku
seakan penuh permata yang berwarna megah
kutatap atapnya
ada pelangi membentang dan seisi ruanganya harum
aku menulis lagi tentang mu...

Sabtu, 04 Mei 2013

Kau Didalam Kenangan



rintih hujan terjatuh lagi

bawa kenangan itu

hadir dalam diriku



bersama kesepian yang temaniku

aku saksikan lagi bayang dirimu

saat masih bersamaku.





pekalongan, 2011


--pap--


Jumat, 03 Mei 2013

Tiada Lagi




aku masih berjalan

menyusuri semenanjung pantai yang kelam

bersama berisik sang angin

yang tak lelah memainkan pasir-pasir


tiada lagi ku lihat dermaga

hanya pecahan karang

diterjang ombak yang membabi buta

Untukmu Khayalanku



diatas ubunku bulan tersenyum manja

sedang bintang

berkeliaran mengelilingi malam

menyongsong kebahagiaan

tak jua kutemukan hatimu

hanya remang bayangmu menggoda damaiku


pada malamku

menjelma sebuah nama

tatkala hati gundah gulana

dalam mataku

terbayang wajahmu

dibalik hati bersemayam tentang mu

tentang cinta yang terjaga

"untukmu khayalanku"




pekalongan, 2011


--PAP--




Memanggilmu Dalam Gigil




aku memanggilmu dalam gigil

ditatapmu aku terhempas

begitu deras

kau suguhkan pelangi lewat sepi

yang semakin lekat

kian dekat

membentur jingga dalam syairku




Pekalongan, 2010



--PAP--




Kamis, 02 Mei 2013

Secangkir Kopi Rindu









pagi telah menelanjangkan dirinya
bersama kicau burung dan terik hangat mentari
embun telah bergegas lepas meninggalkan daun-daun
serta rumput-rumput yang menggelombang di permadani bumi

secangkir kopi yang menyapaku
terlihat di dalamnya ada wajahmu
iya wajahmu, yang selau saja datang tiba-tiba
wajahmu yang berulang-ulang datang tanpa ku undang

buntu otaku berulang kali
bagaimana harus kumenghalau
cantiknya wajahmu
manisnya senyumu
lesung pipimu dan segalamu
yang selalu menggodaku
didalam pekatnya kopi ini

Selasa, 19 Februari 2013

Yang Terdalam by Peterpan

Kulepas semua yang kuinginkan 
Tak akan ku ulangi 
Maafkan jika kau ku sayangi 
Dan bila ku menanti 
 
Pernahkah engkau coba mengerti 
Lihatlah ku disini 
Mungkinkah jika aku bermimpi 
Salahkah tuk menanti

Tak kan lelah aku menanti 
Tak kan hilang cinta ku ini
Hingga saat kau tak kembali 
Kan ku kenang dihati saja 
Kau telah tinggalkan hati yang terdalam
Hingga tiada cinta yang tersisa di jiwa