Kamis, 05 Desember 2013

Kesetiaan


Aku mencintai pagi, pagi yang lugu. Dimana aku menemukan arti kesetiaan didalamnya. Pada sang embun yang selalu hadir untuk menyejukan dedaunan. Dia selalu datang dan mencoba membuat daun tersenyum menjalani harinya, tetapi akhirnya embun hilang jua setelah dipaksa pergi oleh mentari. Esoknya sang embun datang lagi dan lagi, sampai seterusnya tanpa rasa canggung atau malu. Aku mencintai pagi yang lugu. Dimana aku menemukan arti kesetiaan yang sejati. Dari Embun untuk Daun.

Aku sayang siang, siang yang garang. Dimana aku menemukan arti kesetian didalamnya. Pada sang mentari yang selalu membagi sinarnya pada bunga agar ia tak layu. Dia selalu mencoba menaungi hanya untuk membuat bunga itu bahagia pada mekarnya, tetapi akhirnya mentari pun diusir pergi dan dipaksa hilang oleh mega-mega senja. Esoknya mentari datang lagi membagi senyumnya pada bunga, karena dia tahu bunga membutuhkanya. Aku sayang siang yang garang. Dimana ada kesetiaan di dalamnya yang hakiki. Dari Mentari untuk Bunga.


Aku suka senja, senja yang dewasa. Dimana aku melihat kesetian terbaring didalamnya. Pada sang putri malu untuk kumbangnya, yang selalu mencoba mekar untuk bisa melengkapi kumbang yang merindukan madunya, tetapi pada akhirnya putri malu pun dipaksa layu dan lenyap oleh berisik angin malam. Esoknya putri malu merekah lagi menyiapkan madu untuk kumbang, tak pernah lelah hingga senja pun tiba. Aku suka senja yang dewasa. Dimana aku lihat setia yang terperi. Dari Putri Malu untuk Kumbang.

Aku mengagumi malam, malam yang sunyi. Dimana aku melihat kesetiaan tertata didalamnya. Pada sang bintang yang selalu menghiasi gelap langit dengan kerlip sinarnya serta gugusan-gugusanya yang menjadikan langitan tampak cantik, tetapi akhirnya bintang dipaksa untuk hilang dan tenggelam, akhirnya ia pun pergi disapu oleh sinar pagi. Esoknya bintang menerang lagi, membentuk formasi yang lebih indah dan seterusnya tanpa lelah tanpa sesal dihatinya karena itu dilakukan agar langit terlihat indah. Aku menggumi malam yang sunyi. Dimana aku menyaksikan kesetiaan yang tertata. Dari Bintang untuk Langit.


"kesetiaan selalu ada dimana saja, pada tempat apa saja, antara siapa dengan siapa saja, entah andaikan itu antara hatiku ke hatimu"




5DES2013.YK

Patria Agusta Permadi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar